Kesehatan

Hiperemesis Gravidarum

 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yg paling serig dijumpai pada kehamilan TM I, kurang lebih pada 6 mgg setelah haid terakhir selama 10 mgg. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan.

Etiologi
Belum diketahui pasti, namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:
  • Faktor predisposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda
  • Faktor organik, yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil, dan retensi ibu yg menurun
  • Faktor psikologi

Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yg mengurangi perfusi darah ke jaringan dan meneyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yg berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak lendir. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastroesensial.

Manisfestasi Klinis
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tibgkatan, yaitu:
  • Tingkat I: Muntah  terus menerus yg memepengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100x/mnt, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lebih kering, dan mata cekung.
  • Tingkat II: Pasien tampak lemah, apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik, dan mata sedikit ikterik. Berat badan turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan napas bau aseton.
  • Tingkat III: Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun.
Komplikasi
Dari anamnesis didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis, sampai koman nadi meningkat sampai 100x/mnt, suhu meningkat, tekanan darah turun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan ditemukan keton.

Diagnosis Banding
muntah karena gastritis, ulkus peptikum, hepatitis, kolesistitis, pieloneferis

Pencegahan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu:
  • Penderita diisolasi dalam kamar yg tenang dan cerah dengan pertukaran udara yg baik. Kalori diberikan secara parenteral dg glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
  • Diuresis selalu kontrol untuk menjaga keseimbangan cairan
  • Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik. Coba berikan minuman dan makanan yg sedikit demi sedikit ditambah
  • Sedatif yg diberikan adalah fenobarbital
  • Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan
  • Pada keadaan berat berikan antipiretik seperti metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin
  • Berikan terapi pskosis untuk meyakinkan pasien penyakitnya bias disembuhkan serta menghilangkan rasa takkut hamil dan konflik yg melatarbelakangi hiperemesis.

Bila pengobatan tidak berhasil, bahkan gejala makin berat hingga timbul ikterus, delirium koma, takikardi, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik

Gambar Hiperemesis Gravidarum
http://www.facebook.com/mazyzahadirahman?ref=tn_tinyman#!/note.php?note_id=209928822360298

Tidak ada komentar:

Posting Komentar