Selasa, 16 Oktober 2012

Plasenta Previa



Pengertian

Plasenta previa adalah palsenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir.

Etiologi

Belum diketahui pasti. Frekuensi previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas seksio cesarea, bekas aborsi, kelainan janin, leiomioma uteri.

Patofisiologi

Perdarahan antepartum akibat plasenta previa sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester III karena segmen uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal.

Manifestasi Klinis

  • Anamnesis: perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20 minggu.
  • Pemeriksaan fisik:
            a. pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, ada kelainan letak janin
           b. pemeriksaan inspekulo: perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

penentuan letak plasnta secara langsung baru dikerjakan bila fasilitas lain tidak ada dan dilaukan dalam keadaan siap operasi, disebut pemeriksaan dalam diatas meja operasi (PDMO). Caranya sebagai berikut:
a. Perabaan forniks. Hanya bermakna bila janin presentasi kepala, sambil mendorong sedikit kepala janin kearah pintu atas panggul, perlahan-lahan raba forniks dengan jari. Perabaan lunak bila antara jari da kepala terdapat plasenta. Bekuan darah dapat dikelirukan dengan plasenta.

b. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah pada perabaan forniks dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis telah terbuka, perlahan-lahan masukkan jari telunjuk ke dalam kanalis servikalis untuk meraba kotiledon plasenta. jangan sekali-kali berusaha menyusuri pinggir plasenta seterusnya karena mungkin plasenta akan terlepas dari insersinya.

Pemeriksaan Penunjang

  • USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta 
  • Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematokrit

Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan, plasentitis, dan endometritis pascapersalinan. pada janin biasanya terjadi prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.

Diagnosis

Berdasarkan derajat abnormalitasnya, plasenta previa dibagi: 
  1. Plasenta previa totalis: ostium internum serviks tertutup sama sekali
  2. Plasenta previa parsialis: ostium internum servik tertutup jaringan plasenta sebagian
  3. Plasenta previa marginalis: tepi plasenta terletak pada batas pinggir ostium internum serviks
  4. Plasenta letak rendah: implantasi plasenta pada segmen bawah uterus hingga letak tepi plasenta sangat dekat dengan ostium internum serviks 

Diagnosis Banding

Kelainan lokal seperti kanker serviks atau polip serviks

Penatalaksanaan

Harus dilakukan di rmah sakit dengan fasilitas operasi.
Sebelum dirujuk, anjurkan untuk tirah baring total dengn menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit BAB).

Pasang infus airan NaCl fisiologis, bila tidak memungkinkan beri cairan peroral. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula DJJ dan pergerakan janin.

Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan trasfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.

Penanganan di rumah sakit dilakukan berdasar usia kehamilan, bila terdapat renjatan, usia gestasi <37 minggu, taksiran berat janin <2500 gr, maka:
  • bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia kehamilan 37 minggu, lalu lakukan mobilisasi bertahap. Beri kortikosteroid 12 mg intravenana perhari selama 3 hari
  • bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bila ada kontraksi, tangani seperti persalinan preterm
Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2.500 gr atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan partus ervaginam.

Prognosis

Dengan penanggulangan yang baik, kematian ibu akibat plasenta previa rendah atau tidak ada sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar