Sabtu, 31 Desember 2011

Mengapa Doaku Tak Kunjung Dikabulkan???

Jika seorang muslim berdoa pada Allah agar diberi rizki dan diberi keturunan, akan tetapi doanya tak kunjung pula terkabulkan, apakah seperti itu adalah buah dari tidak diterimanya amalan?
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanyakan seperti di atas. Lalu jawaban beliau rahimahullah,
Ada berbagai faktor yang menyebabkan doa tak kunjung dikabulkan. Doa tersebut tidak terkabul boleh jadi karena jeleknya amalan, maksiat dan kejelekan yang seseorang perbuat. Boleh jadi juga sebabnya adalah karena makan makanan yang haram. Juga bisa jadi karena ia berdoa biasa dalam keadaan hati yang lalai. Boleh jadi pula karena sebab lainnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits,

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ  اللَّهُ أَكْثَرُ

Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

Boleh jadi tidak terkabulnya doa seorang hamba karena maksiat yang ia perbuat, karena hatinya yang lalai saat memanjatkan doa, atau karena memakan yang haram. Atau boleh jadi pula doa seseorang tak kunjung terkabul karena Allah Ta’ala memilih yang terbaik untuknya dengan Allah mengganti apa yang ia minta dengan yang lebih bermanfaat di surga dan akhirat kelak. Atau bahkan Allah menggantinya dengan sesuatu di akhirat dan di surga yang kekal. Bisa jadi pula Allah mengganti permintaan hamba tadi dengan maslahat lainnya dengan Allah menghindarkan darinya berbagai keburukan. Bisa jadi Allah menghindarkan darinya kejelekan tanpa ia sadari. Itulah karena doa yang ia panjatkan pada Allah. Inilah yang terbaik sesuai dengan hikmah Allah. Allah bisa jadi mengabulkan doanya dengan memberikannya anak, rumah atau istri. Boleh jadi pula Allah palingkan dari kejelekan dengan sebab doa dan mengganti dengan yang lebih manfaat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.

Dalil bahwa do’a dengan hati yang lalai sebab do’a sulit terkabul,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Dalil pengaruh makanan yang haram terhadap do’a,

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim no. 1015)

Jadi maksiat dan makan makanan yang haram, itu juga adalah sebab penghalang terkabulnya do’a. Begitu pula hati yang lalai dalam berdoa, itu pula salah satu penghalang. Atau barangkali Allah beri kita yang terbaik dan mengganti dengan yang terbaik dari doa yang kita minta.

Don’t give up! Teruslah banyak berdoa dan terus introspeksi diri.  
Wallahu a'lam bisshowab 

Sabtu, 24 Desember 2011

Kumpulan Do'a Pernikahan

Tulisan ini dapat dari sebuah blog kalau nggak salah sumbernya ini dari buku depag, sebenernya masih ada banyak tapi cuma diambil pada bagian ini saja,
(lupa nyatet sumbernya)

Ya Allah,
jadikanlah pernikahan ini pernikahan yang barakah
pembuka pintu rahmat bagi kedua mempelai, keluarganya dan ummat
penyempurna keislaman, tungku tempat menempa shabar dan syukur
sekolah tempat belajar menjadi dewasa
jalan menggapai cintaMu
Ya Allah,
ampuni dosa-dosa kami, maafkan segala khilaf kami
luruskan niat kami, sucikan hati kami
kuatkan tekad kami, bimbing kami
lindungi kami dari segala tipu daya syaitan
agar kami dapat menapaki jalan baru ini, demi menggapai ridhoMu
Ya Allah,
anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikan kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa
Ya allah…. Andaikan semua ini layak bagi kami, cukupkanlah
permohonan ini dengan ridhaMu Jadikanlah kami sebagai suami istri yang
saling mencintai dikala dekat, Saling menjaga kehormatan dikala jauh Saling menghibur dikala duka, saling mengingatkan dikala suka,
saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan, saling menyempurnakan  dalam beribadah.
Ya allah…sempurnakanlah kebahagiaan kami
dengan menjadikan pernikahan ini sebagai ibadah kepadaMu dan bukti pengikat cinta kamu kepada RasulMu
Aamiin,

Kamis, 22 Desember 2011

Novel Dan Bidadari pun Mencintaimu BAGIAN 3




by Imron El Shirazy


"Apa?!!" suara Bu Nyai mendadak telontar dengan cukup keras. seluruh murid TPA dikelas langsung melihatnya, iapun hanya tersenyum, Muthmainah yg berdiri didepannya juga tersenyum.
Muthmainah mulai serius bicara, tapi senyum tak kunjung pergi meninggalkan wajahnya.
"ya udah ayo temani aku, jangan senyam-senyum gitu terus, Bu Nyai sedikit kebingungan.
"lho...terus yg ngajar kelas siapa?" Muthmainah mencoba menghindar.
"udah. Nggak usah godain lagi deh.  Pengurus yg lain juga masih banyak, ayo!"
"Assalamu'alaikum.." ucap keduanya ketika memasuki TU.
"wa'alaikumsalam..." jawab Ghozali dan Astuti, mereka berdiri seketika.
"silakan duduk"
"ada yg bisa kami bantu?" Bu Nyai memulai pembicaraan.
Ghozali memulai pembicaraan sore itu, ia berbicara dengan halus dan lancar, seperti biasa.
Hanya satu yg tak biasa, ia hampir tak berani memandang gadis yg ada di hadapanya itu, entah kenapa, ia merasakan detak jantungnya sedang tidak seperti biasa.
Bu Nyai menanggapi dengan santai, serius, tegas dan penuh wibawa, sementara Astuti merasakan ada sesuatu yg aneh tatkala melihat betapa anggunya sosok Bu Nyai yg pertama kali ditemuinya itu,,
Mungkin Astuti kagum, tetapi bisa jadi ia takut, mungkin Ghozali minder, tetapi bisa jadi bahagia,, beberapa saat kemudian pembicaraan sampai pada ujungnya,
Bu Nyai menutup pembicaranya, Ghozali hanya mengangguk dan tersenyum, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
EHem ..ehem..
Mutmainah mulai menggoda, tatapan matanya pura-pura ia sebarkan ke langit, entah mencari bintang, entah mencari bulan, entah mencari pelangi, yg tak ada pada sore seperti itu.

"kenapa?" tanya Pelangi .
"nggak papa .kenapa?" Muthmainah pura-pura tak tahu.
"udah deh, jangan mulai lagi, ini masih dijalan. Nggak enak sama orang."
"Emangnya kenapa? aku kan cuma lagi ngebayangin kayak gimana??
"ngebayangin apa?"
"ada deeh..."
"tuh...kamu mulai lagi kan,,"
"nggak kok ah,ih,uh..." dan saling goda cubit terjadi diantara mereka.
* * *
Para pemuja
Ghozali melangkah dengan tenang menuju markas mapala, markas iut selalu menjadi rumah ketiganya sejak ia aktif didalalam dan ikut mengurusnya, dan rumah keduanya adalah markas LDK, tempat ia mendapatkan banyak pengetahuan tentang Islam.

Siang itu tertutup mendung lembut, udara begtu sejuknya.
Plok!
Sebuah tepukan singgah di pundaknya, tepukan lembut, Amir pengurus di mapala.

"selamat ya Li!"
"selamat?"
"iya,tulisanmu terpilih lagi sama BEM kan?
Kamu memang hebat, Li,,
"ah, itu hanya karena kemurahan Allah saja."
"kamu memang down to earth banget, Li. oh ya , aku dapat titipan nih.
"titipan? titipan apa?"
"nih"
Amir menyerahkan 3 pucuk surat yg berbeda warna namun sama menariknya, entah indah, entah kreatif, entah genit susah dibedakan.

Amir langsung pamit begitu surat itu di sampaikan ke Ghozali.
Hampir semua surat itu bertuliskan hal yg sama;

untuk kak Ghozali, tolong dibaca.

Ghozali yg tadinya ingin ke markas mapala seketika ia urungkan, ia langsung menuju masjid didekat kampusnya, ia langsung sholat dhzuhur dan setelah itu ia membuka surat itu.

Amplop 1

Beoat kak Ghozali dimanapun kakak berada

Alow kak,pa kBr ka2 hR nie? SmG baik deh,Mu'uph ni kak lancAng menUlis sur4t nie wat ka2k.abisH,q g taHu lg muSti gmaNa,sbelUmnya biArin q perKenalkan diriKu duLu,namAku Cindy,aKu juNior ka2k diMapala. Ka2k tau kan?

Aku biNgung haRus mulai dariMana..

Ghozali tak sabar, Ia langsung fast reading seperti yg diajarkan dosennya, sehingga ia menemukan sebuah kalimat,

"q suKa ma ka2k...n q harap ka2k mau nrima q sbgai paCar ka2k,q janji dech,q bkal setia ma ka2k...bales yaW..

Ghozali menutup kertas harum itu, Bayangan Jinan kembali muncul, ia ingin menangis, tetapi urung,ia mulai membaca surat berikutnya

Amplop 2

Teruntuk lekaki dengan ketenangan yg begitu memesona jiwa.
Kuucpkan salam untkmu wahai sosok yg penuh wibawa.

Tak sopan rasanya jika ku datang tanpa nama...
Maka panggilah aku Andita,...

Pertama kali ku tatap dirimu,hanyalah sebongkah daging tenang biasa,
Tak ada yg istimewa
Pun kenyataan bahwa namamu begitu membahana hingga sampai ke telinga.
Karena harus kuakui dengan bangga,
Yg karenanya, begtiu banyak pria datang mengucap nama.
Tak pernah kuhirau apalagi terpesona,,

Ghozali tak ingin meneruskan membaca surat itu, ia pun kembali melakukan fast reading dan menemukan kalimat yg hampir sama dengan surat sebelumnya

"maka tak lagi bisa kupungkiri hati yg tlah terpesona..
Dan engkau pangeran itu...
Kau takhlukan hatiku
Meski tanpa kuda putih, tanpa singgasana..

Maka salahkah jika aku mengucapkan I LOVE U atau aku sayang padamu,,
Dan tenangkanlah hatiku yg sedang mengiba ini dengan jawabanmu, wahai pangeranku...
Ku tunggu...

Andita.


Ghozali tak ingin larut lagi, seketika ia baca surat berikutnya. In English!!

Assalamu'alaikum.,
Dear Ghozali,

First of all,let me wish for you,May Allah bless ynu todai so that it would be as beautiful as a rainbow after a soft rain.

"rainbow?"
Ghozali berhenti, bayangan sang pelangi melintas beserta keindahan seorang gadis sholehah..ia kembali membaca.


I beg your pardon for disturbing u or at least,for wasting your time reading my letter,I don't know how to start.
However,the most important point here is that I want to ray thank you since you have done a charming and great attitude toward other people,and so to me.

I joined Mapala as I felt desperate,I am the daughter of a broken home family who seems not to have any happiness.My life was full of tears and misery.but it has been passed!!That's why I decided to join mapala. Might death take my soul when I was involved in the activities there.
When I knew you fof the firt time,indeed,there's nothing changed in me.
However,everything changed as the day passed,you made it different,you can make me fel the joy and the happiness again.It is indedd,
You one who can covince me that love it still exist!!
You have been fufilliling the hole in my heart.And as I cannot bear the feeling anymore,I write this letter to you,I hate telling lies.and without any consideration of being ashamed,honestly I tell you that I love you so much !
However,I know who I an,and thus I dare not expecting u'r loue as u'r girl friend or something the like,
Thus,when there's no heart opened for me,just let me be your admirer.

Finally,I just can hope that you don't act indifferently to me after reading this letter,
As wide as the pacific ocean that's hot I welcome you.

Your admirer. Desi Handayani
Wassalamu'alaikum...

"Ya Allah. Kenapa terjadi lagi"?
Mulut Ghozali berkata lirih, ia kembali menunduk, surat terakhir ia tangkupkan, beberapa pasang mata yg sedari tadi melihatnya sedikit tersentak.Ghozali keluar dengan tergesa,

* * *
BERSAMBUNG..,








Novel Dan Bidadaripun Mencintaimu BAGIAN 2





 by Imron El Shirazy

“Ya udah deh, percaya, oia. Jujur nih,Li, tadi pas kamu lagi dikamar sementara kami makan, kami bicara tentang kamu lho,”
"bicara? tentang aku? kayak aku artis aja yang suka dibicarakan orang. dan kalian nggak bercita-cita jadi presenter infotainment kan? Memangnya bicara tentang apa?”

"sebelumya maaf lho, Li ,kami nggak ada niatan apa-apa hanya saja.."
"hanya saja apa? Tenang saja, aku nggak bakalan marah kok, ngomong aja."

"hanya aja.. sebenarnya kamu ada hubungan apa sih sama Astuti?"

Seketika Ghozali mematung, entah kenapa semuanya jadi ikut mematung, dalam beberapa detik, kuburan manapun sepertinya akan kalah tenah bila dibandingkan sikap mereka.
"itu ya?"
Tiba-tiba Ghozali bergerak. Dono seketika kaget. segelas teh hangat ditangan pun singgah diwajah Doyok.

"ahh... kamu apa-apaan sih, Don?" Doyok sedikit marah, tangannya menata wajah dan rambutnya, yangg lain tertawa.

"eh sory-sory, Yok. Nggak sengaja, kaget aja tadi," jawab Dono dengan cengengesan separuh tertahan

"udah-udah, Biar Ghozali  jawab dulu, kalian ini, selalu saja kompak bertengkar !!”  Aman menengahi.

"emang dari mana en kenapa kalian punya pikiran seperti itu?" Ghozali mulai berbicra.

"udahlah, Li. kita semua udah dewasa, nggak usahlah kita jelaskan secara detail . Seluruh Indonesia juga akan bertanya hal yang sama jika melihat kalian kayak gitu."

"ya udah...ku terpaksa jawab nih, tapi santai aja tho ya., kok malah jadi kayak patung-patumg aneh gani?" kata Ghozali beserta sepenggal senyum.

"kalo emang keadaanya udah kayak gini, aku udah nggak bisa lagi membohongi kalian,..." wajah Ghozali memuram.
Semuanya memandanginya dengan tatapan paling serius yang pernah mereka meiliki,, semuanya menanti.

"aku,,,aku,,,aku,"
"aku apa?" Dono angkat bicara, ia sepertinya tak sabar wajahnya masih serius.

"aku dan Astuti.."
“Iya.. Kalian kenapa?”
Dono terlihat makin sewot.
"Kami..."
"teman anyg sangat akrab!" Ghozali mendongakkan wajahnya, raut wajahnya sengaja ia miripkan wajah artis kala sedang berakting didpan kamera. ia seolah tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

"alaaaaaaaaah!!!"
Dono terpelanting. tehnya kembali mencium Doyok kali ini doyok beneran marah, ia ambil guling dan mulai memukuli Dono, Dono meringis minta ampun. Pukul-pukulan pun terjadi.

" ya udah lupakan, aku terusin makan ya" tiba-tiba Ghozali mengangkat piringnya, sebuah senyum aneh melintas dari wajahnya yang tampan, Aman dan Yanto hanya mengangguk.

****
"kulo dereng saget maringi keputusan sak punika. punapa mangke, putri kulo taksih alit. menawi panjenengan sabar, nenggo kemawon. mungkin paling cepet setunggal tahun malih saget. putrane njenengan nenggo sekalian saget”
mirsani putri kulo kados punapa."

Gadis itu sempat mendengar abahnya mengatakan hal itu terhadap para tamunya sebelum ia memasuki ruang tamu ndalem untuk menyajikan minuman di hadapan sang abah, duduk seorang pria paruh baya dengan jenggot memanjang, seorang pemuda cukup tampan berpeci duduk disebelahnya persis,
Dan jika ia tak salah dengar, ia sedang dilamar.

Sang gadis kaget tetapi tetap tenang seperti biasanya, ia terus melangkah masuk ruang tamu ndalemya untuk menyajikan minuman dan makanya di tanganya.

"monggo yi, mas..." sang abah mempersilahkan tamunya untuk menikmati sajian yang telah dibawakan putrinya. pemuda berpeci itu tiada henti memandangi sang gadis yang begitu tenang dan hanya sekali saja membalas pandanganya sebelum kembali menunduk, seperti biasanya. sang gadis kembali masuk.
"ummi" ucap gadis itu begitu sampai diruang tengah, seorang wanita dengan wajah teduh tersenyum didepanya.
"lamaran lagi, anakku. untkmu, entah keberapa kalinya,”
Ummi wajah gadis itu memerah. ia segera menghilang dari depan umminya, sang umi tersnyum , lagi.
***
"Begitulah... Jadi yang akan aku ceritakan pada kalian semua adalah tentang bu nyai,"
Kata Dono ringan, perkataanya tak bisa disangkal lagi telah membuat mata kawan-kawannya lebih tegas memandangnya, ia sendiri hanya cengengesan, untuk beberapa lama.

"kok malah masih senyam-senyum sendiri sih, ditungguin juga!" Doyok sdikit sewot.

"Ooh, nungguin tho ?? Hemm, kirain pada cuek en nggak mau tau" kata Dono ringan.

"Don..." mata Aman melotot.
"iya ...iya...langsung aja ya?
Kemaren selama seminggu aku mencari informasi tentang bu Nyai. mulai dari para santriwati yang ku kenal, tukang nasi pesantren, hingga para anak-anak yang ikut TPA, Alhasil, lengkap deh informasi yang ku miliki" Dono berhenti sejenak.

"tapi nggak adil dong. aku capek-capek nyari informasi, kalian tinggal terima aja. Harusnya ada uang capeknya nih, atau minimal, uang transport." Dono kembali mengalihkan.

"kamu itu lho, Don. mau jadi China Purwodadi?"  Yanto kali ini yang angkat bicara.

"yeee.. ya nggak gitu. hidupkan perjuangan. kita harus berjuang dong. maka..."
"Don.." suara pelan Aman memaksa Dono melihat wajah Aman, tampak matanya lebih tajam dari samurai Jepang.

"oke-oke ,,, aku mulai cerita,
Nama asli bu Nyai adalah Khadija Salsabila. dia berusia sekitar dibawah kita, sekitar 2 tahun orangnya sangat cerdas dari SD hingga Aliyah dia selalu rangking satu, bahkan selalu menjadi lulusan terbaik disekolahnya dulu, hanya saja karena dia ingin dekat dengan Allah, ia memilih berhenti di Aliyah saja, bukan karena dilarang sang ayah, tapi memang atas kemauanya sendiri, karena itu, ia mulai menghafal Al-Qur'an hingga sekarang, dan setahun lagi ia INSYA ALLAH resmi jadi seorang hafizhah, namun ternyata, disitu masalahnya."
"masalah?...maksudmu?"
Kata Doyok semakin penasaran dan semakin tajam menatap Dono.
"kalian tahu gadis itu gimana kan? gadis yang oleh keluarganya di panggil "Pelangi"  itu pintar, cuantik, anggun, sopan, dan terlhat jelas begitu sholehah. Laki-laki mana coba yang tak ingin jadi suaminya?"
"maksudmu..."
"sejak sekitar setahun ini begitu banyak lamaran datang ke keluarganya, tentu bukan orang biasa, entah berapa orang kiayi pengasuh pesantren yang melamarnya untuk putra mereka

"lalu...?" pertanyaan ini datang dari mulut Anan. kali ini semuanya sudah tak bisa menahan diri.
"meskipun banyak lamaran yang datang. tapi belum ada satupun yang ditrima karena dia belum hafal Al-Qur'an.
"bentar-bentar... Kamu bilang tadi dia dipanggil sama keluarganya 'pelangi'? Maksudnya apa tuch?"
"owh..yang itu. kata seorang agen yang dapat di percaya dan diperalat hehehe...bu nyai lahir dikala senja sedang memperlihatkan pelangi terindahnya, sehingga sang ummi ingin ia diberi nama 'pelangi'. namun abahnya tak setuju, ia ingin nama yang indah sekaligus do’a,,, meyakinkan nggak??' Dono terlhat sedikit sombong.

"oowwh..." yang lain kompak mengangguk

Percakapan yang terjadi diruang tamu itu sampe ke telinga Ghozali yang sedang menepi dikamar. matanya tak lagi bekaca, tapi menangis, Bayangan anggun seorang gadis kembali melintas, bayangan anggun yang segera di susul bayangan-bayangan gadis-gadis lain yang semuanya cantik.
Sejenak kemudian tangannya bergerah dan menggapai mouse komputer dikamarnya, kemudian sebuah lagu terdengar

ANDAI KU TAHU,, KAPAN TIBA AJALKU... KUAKAN MEMOHON TUHAN TOLONG PANJANGKAN UMURKU...

Ghozali tertunduk, bayangan-bayangan begitu banyak kejadian melintas begitu saja.
Wajah Ghozali terangkat, ia tatap sebuah tulisan kecil yang tertancap pada sbuah sterefoam pada dinding kamarnya tulisan kecil sebuah nama. kelopak matanya tak jua menutup untuk waktu yang lama, tatap mata yang tidak bisa dijelaskan dengan kata.

"Khadija Salsabila,.. Jinan Salsabila,.."

Bibir Ghozali tiba-tiba mengucap 2 nama, lirih sekali, isak tangis memenuhi ruangan itu seketika.

"Heh , Ngawur!! Segitu duitnya siapa? apa yang punya bank Indonesia ini mbahmu? netepin uang kas kok gedhe banget kayak gitu. jangan jadi kompeni ya!!" Protes Aman pada Dono saat Dono menulis nominal  50.000 pada bab pembayaran uang kas untuk kost-kostan itu.

Nggak gitu Man, kalo uangnya sisa, bisa kita gunakan buat makan-makan, dipemancingan Polaman misalnya..." jawab Dono enteng.

"Gila kali Don!! Sahut Aman dengan gaya meniru Indro warkop.

“Ya kita sesuaikan dengan pengeluaran bulanan kost kita ini dulu, kita harus mengkalkulasi pengeluaran seperti listrik, air minum jadi nggak secepat itu"
"berarti ngitung sik nih?"
Tiba-tiba sebuah salam terdengar .
"Assalamu'alaikum..." suara Astuti.
"Wa'alaikumsalam..masuk, Ti," kata Aman, yang lain juga membalas salam itu pelan.
"Ghozali?"
"iya,,"
"sebentar ya, aku panggilin. duduk dulu,Ti."
Aman segera memanggil Ghozali,
"Li.. Ghozali... Astuti datang nih!"
Aman mengetuk pintu yang masih tertutup.
"iya, sebentar!"

Ghozali keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih berantakan.
"udah jam tiga tho,.. maaf ya, Ti. abis tidur capek," kata Ghozali begitu matanya bertemu dengan mata Astuti.

Mereka ada janji akan ke pesantren
Tunggu bentar ya, Ti, aku belum sholat, udah Ashar.

"boleh bareng, Li.. aku juga blum Asharan kok," pinta Astuti sedikit malu, wajahnya agak memerah, seketika ke'empat sahabat Ghozali saling pandang.

"ya bisa, tapi disini kan gak ada rukuh," jawab Ghozali .
"aku ada kok ditas."
"udah kamu siapin?"
"nggak sih, tapi emang udah biasa gini. dari kecil ibuku selalu mengajarkan untuk selalu membawa mukena kemanapun aku pergi."
Seketika wajah Ghozali berubah,
"sholat itu kan wajib, Li. Tiangnya agama jadi aku selalu bawa rukuh ke manapun aku pergi . kamu tahu itu kan?"

Wajah seorang gadis berkerudung melintas, gadis yang dulu mengucapkan kalimat itu padanya, kalimat yang ia jawba dengan sebuah kebohongan guna menutupi kenyataan bahwa ia tak tahu hal itu dulu.

"Jinan.."
Bibir gozali bergerak. pelan sekali.
"Li..kamu kenapa?"
Perkataan Astuti mengagetkannya.
"oh , nggak papa. ya udah, silahkan kamu ambil wudhu dulu, biar aku ganti sarung,skalian ambil peci."
Tak lama kemudian mereka berjamaah.diruang tamu.
"ssstt..." Dono memberi isyarat pada ketiga kawanya saat Ghozali sedang berjama'ah dengan Astuti,

BERSAMBUNG..,






Novel Dan Bidadari pun Mencintaimu BAGIAN 1



by Imron El Shirazy

Empat, lima sekawan dan sang bidadari

Seperti Sore-sore yang lain di sepanjang tahun ia, berjalan dari ndalem menuju pasar yangg hanya berjarak 600 meter,
Dan di setiap perjalanan itulah selama beberapa bulan itu ia melewati sebuah tempat kos.


KOS GAUL,..HUHHUUU...

Sebuah papan nama yang bertuliskan nama itu terpasang miring tepat di depan kost tersebut.
Nama yang aneh  pikirnya.
Mungkin penghuninya salah tulis, atau bahkan mereka belum lulus PBA (Pemberantasan Buta Aksara), gumam gadis itu dalam hati beserta seutas senyum, senyum yang begitu menawan yang telah menghampiri  mimpi setiap pemuda di wilayah itu.

"Assalamu'alaikum bu.Nyai..."
Tiba-tiba saja sebuah salam terdengar. Begitu kompak. Kekompakan suara yang dimiliki oleh empat pamuda. Sebenarnya ada lima , tapi yang satu hanya mengucapkan dalam hati. Keempat temannya mengatakan di setiap canda mereka,  kalau dia mungkin pengikut aliran kebatinan.


Wa'alaikumsalam wa rahmatullah...,

Sang gadis yang di panggil Bu. Nyai itu menjawab secepat yang ia bisa. Kecepatan yang selalu menyertai pandangann yang semakin menunduk, dan langkah yang semakin cepat itu segera saja mengakhiri komunikasi  tak jelas diantara mereka.
Sang gadis berlalu.

Kelima pemuda tersenyum, lalu masuk kedalam " Kost Gaul huhhuuuu..,"

Singkat, tetapi selalu saja berhasil mengusik hati dan pikiran sang gadis dalam kesehariannya.

Kost-kostan bernama aneh itu di huni 5 orang mahasiswa. Empat diantaranya yang melantunkan sapaan kompak untuk bu Nyai. Mereka berlima sedang berkuliah di Ngaliyan. Dua orang anak syari'ah IAIN Wali Songo Semarang : Sugianto (biasanya dipanggil Yanto), Sulaiman (selalu saja minta dipanggil Iman tapi temen-temennya panggi Aman.
:Sebuah kata yang mewakili perasaan hati para sahabatnya kala berada di dekatnya )
Tiga orang yang lain mengambil jurusan Bahasa Inggris di universitas swasta yang tergolong baru :Universitas Reformasi. Sebuah nama yang cukup nengguncang juwa anak muda , mungkin juga orangtua.


"Yang harus direformasi sesungguh nya bukan hanya negara beserta sistemnya, akan tetapi lebih , dan terutama kehidupan ini ! Khususnya moral!"

Ketiga pemuda yang kuliah disana adalah Pramono setyo Hasan (biasa di panggil Doyok), Romdhoni (minta dipanggil Doni tapi semua temennya  memanggil Dono, sebuah "penghargaan" yang mereka berikan karena giginya yang keterlaluan , dan Abdurahman Ghozali (Ghozali)
Sudah sekitar 2 setengah bulan mereka tinggal dirumah kecil itu,
Dan sudah sekitar sebulan ini mereka selalu menyanyikan salam hangat yangg kata Dono  "untuk bidadari  yang cantiknya minta amlop
itulah mengapa sore tak pernah sepi disana. Karena setelah itupun masjid pesantren akan sedikit ramai akan guyonan anak kecil baik dari pengurus pondok pesantren putri maupun dari siswa TPA di masjid tersebut.

ADUUUUH.......GILA !!! Gadis itu memang cantiknya minta amplop !!  Mana sikapnya juga santun ..,
Duuuh... Jadi penasaran , siapa sih yang kira-kira akan jadi suaminya kelak ???!

Doni mulai bersenandung seperti biasa,sembari merebahkan badannya bersamaan dengan kesigapan tangannya mengambil remote televisi. Dia dan para sahabatnya sedang bersantai..
sumpah !!!....Nggaj bakalan kami don yang ntar jdi suaminya !! Aku yakin banget kali ini. Ya nggaj temen2 ?? Timpal yanto. Yang lain megangguk.hanya ghozali yg diam.

"mang napa ??!!
"Napa?!!....kamu masih bisa lihat dengan baik nggak sih?? Ngaca sana.... kamu tu cuma punya satu hal luar biasa yang kamu miliki !"

"Apa??"d Dono bangkit. Matanya sedikit membesar. Dan senyumnya mengembang.

"Gigi !!!.... Tau !!!"
Semua anak tertawa, hanya Ghozali yang tersenyum.  Mungkin pendapat kawan-kawannya  yang menganggap dia pengikut aliran kebatinan benar, sehingga semuanya ia tahan dan ia batin .
"Heh, jangan gitu donk, bisa jadi orang kayak aku lho yang ntar yngg jadi suami gadis cantik itu. Takdir kan hanya Allah yang tau." Doni membela diri dengan kepercayaan diri yang berlebihan.

Iya. Takdir memang hanya Allah yang tau. Tapi kamu tentu tak lupa kalo Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana. Jadi kayaknya nggak adil deh kalau......"

Kalau apa ???
Udah-udah.... Tidak berisik trus bicara tentang orang lain. Apalagi perempuan. Ashar-an yuuk. Udah jam berapa nih?? Ghozali menengahi.

Njih Pak Kyai. Tapi bentar lagi ya Li , masih sedikit pegel nih, Dari tadi di plototin trus ma dosenku . Nggak tau tuh kenapa. Senam mata kali !!


“Oo gitu... Ya udah ...silahkan istirahat. Aku tungguin lima belas menit lagi.” Jawab Ghozali sembari melangkah ke kamar mandi. Di mata para sahabatnya, Ghozali sangatlah tawadhu’
Canda masih terjadi diantara keempat sahabatnya tentang banyak hal tentunya,  beberapa menit akhirnya mereka membubarkan diri. Kedewasaan mengantarkan mereka untuk bersikap lurus tanpa perintah.

sembari menunggu sahabatnya, Ghozali menerawang  jauh akan sebuah kata : “Perempuan.” Sebuah kata yang akhirnya mengantarkan pada kata lain : “Syahwat.”
Kata yang begitu ngeri baginya
Kata itu menjadi musuh yang begitu ditakutinya. Kata yang menjadikan manusia bahkan lebih buruk dari setan jika takluk akannya. Kata yang begitu menguasai anak muda dijamannya. Kata yang tidak disadari para orangtua untuk dijauhkan dari putra-putri mereka yang sedang remaja. Kata yang sungguh ingin trus Ghozali lawan agar tidak dijauhkan dariNYA.

Para sahabatnya merapikan sajadah dan diri mereka membentuk sebuah shaf diruang tengah. Aman langsung memanggil Ghozali setelah sajadah tersusun rapat. Sebenarnya Ghozali menolak untuk jadi iman tapi para temannya memaksa. Ia pun tak punya pilihan lain meskipun sampe sekrang ia merasa tak pantas.

Mereka langsung menghadap Tuhan mereka yang sama.

"Assalamu'alaikum...."
Sebuah salam pelan terdengar sesaat setelah mereka selesai berjamaah. Dono segera bangkit dan keluar
"Wa'alaikumsalam....Masuk, Ti. Nyari  siapa?? Dono langsung sigap saat melihat sang pengucap salam. Astuti Septiani, salah seorang temen perempuan mereka.

Ghozali ada?? Tunggu bentar ya, lagi sholat ma anak-anak, kata Dono sebelum berlalu meninggalkan Astuti.., langkahnya di iringi senyum takala ia melihat Ghozali keluar dari kamarnya, entah menyindir entah mengejek, Ghozali tidak pernah  tahu, ia hanya berucap.

"Ada apa ...?"
Sebua ucapan yang lebih bersifat formalitas belaka karena sebenarnya Ghozali sudah mengerti bahwa pasti  kedatangan Astuti yang membangkitkan senyum semacam ini,

"ehm...ehm...
Dono memberi isyarat sembari terus berlalu. Astuti memang sering kesan dan hampir selalu mencari Ghozali. Cicak yang selalu nangkring didinding pun akan mengira mereka pacaran, atau setidaknya Astuti memiliki perasaan khusus terhadap Ghozali.

“Eh kamu,  Ti,,,ada apa???” Tanya Gholali. Astuti seketika senyum dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Nggak kok, mau konfirmasi masalah rencana kamu unruk memberi les Bahasa Inggris gratis di pondok buat anak-anak TPA gimana jadi??

“Oh itu Insya Allah jadi, tinggal menunggu kepastian anak-anak aja sih ?”
“Oh ya udah deeh aku tungguu aja. Kalo gitu aku pamit dulu ya, Li..”
“lho kok cepet-cepet, belum juga dibuatin minum..”
“Nggak usah, Li, aku kesini kan cuma pingin ngomongin itu, lagian nggak enak aku lam-lama disini. " Astuti tersenyum sembari menangkupkan tangannya.., Ghozali membalas dengan sikap serupa. Astuti keluar. Mereka pun berpisah..,

"Aduuuh..!!"
"Gedubraaak!!"  tiba-tiba saja Dono jatuh dari balik dinding, di ikuti yang lainya.
"kamu sih, Yok!!."
"kok aku, Aman nih"
Keributan terjadi astuti kembali masuk
“ada apa??” Tanya Astuti tergesa.
“Óh nggak apa-apa kok, nggak apa-apa...”  Ghozali tersenyum sembari memosisikan tubuhnya menútupi sahabat-sahabatnya.
Sebenarnya Astuti penasaran tapi merasa tidak enak hati dengan Ghozali akhirnya ia pamit,

“Ehhm...ehhm!!” Suara Ghozali agak naik. Para sahabatnya segera bangkit dengan tak beraturan. Kekompakan hanya terjadi pada warna dan raut wajah mereka. Memerah dan cengar-cengir tanpa dosa.

"ah nggak papa sih.c Cuma jatuh aja kok.” Dono nyengir
"jatuh...?” raut wajah Ghozali berubah, seolah menggoda..
Tanpa adanya komando dari siapapun keempat sahabatnya segera menghilang dari pandangan mata Ghozali. Beberapa detik kemudian suara pintu kamar yang tertutup dengan keras pun terdengar berurutan. Ghozali tersenyum

BERSAMBUNG..,





Minggu, 11 Desember 2011

Aduhai, Beginikah Jatuh Cinta???



Jatuh Cinta
Disaat VMJ (Virus Merah Jambu) atau fall in love bin jatuh hati menyerang, kita kudu pintar-pintar mengelola perasaan, menjaga diri dan menjaga hati dari godaan nafsu dan ajakan setan. Jika tidak, tentu si tukang rias paling cerdik (setan) akan memanfaatkan moment ini untuk menggoda dan menggelincirkan kita. Ia tidak akan tinggal diam untuk merayu dan memanas-manasi dengan rayuan mautnya.

Setan amat pintar menggoda dengan kata-kata manis. Godaannya kental dan rayuannya manis. Lebih kental dan manis dari susu kental manis. Melambungkan dengan kata-kata yang memukau, mengajak dengan ungkapan indah dan merayu dengan rayuan asmara, menyuruh kepada kemaksiatan.  Jika dituruti, itulah kemenangan baginya. So pasti, ia sangat bahagia dan bersuka ria. Sementara kita, terjatuh dalam lumpur dosa yang hina. Na’udzhuullahi min dhzalik

Allah berfirman, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S. Ali Imran: 14)

Tertarik, terpesona dan cinta, tentu setiap manusia merasakannya. Jangankan manusia, hewan pun demikian. Tapi tentu beda antara hewan dengan manusia. Kalau hewan tertari kepada lawan jenisnya, mereka bisa langsung action. Tidak usah mencari informs; siapa namanya, di mana rumahnya, dan anak siapa. Tidak perlu ta’aruf, khitbah, lalu dilanjutkan dengan prosesi akad nikah. Tidak. Hewan tidak seperti itu. Begitu mau, langsung saja hantam. Itu hewan. Bagaimana dengan manusia? Kalau manusia seperti itu, berarti lebih dari hewan karena manusia mempunyai akal dan agama.

Agar jatuh cinta tak berbuah dosa, mari jadikan akal dan agama sebagai acuan. Sebagaimana kata Ibnul Qayyim bahwa dalam diri manusia ada dua wasit, yaitu akal dan agama. Akal fungsinya untuk membedakan yang baik dan buruk. Dengn akal pula manusia diberi wilayah pilihan untuk menentukan ini dan itu. Dan agama berfungsi sebagai tata aturan hidup manusia, yang menentukan baik buruk. Jika ditaati berpahala dan jika dilanggar berdosa.

Disunting dari buku Agar Jatuh Cinta Tak Jadi Bencana karya Jauhar al-Zanki

Ajari Aku Arti Cinta Part 2


Dalam Raudhatul Muhibbiin wa Nuzhatul Musytaqiin. Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Rekreasi Orang-orang Dimabuk Rindu, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah mendefinisikan sekitar lima puluh buah nama cinta.
Diantara nama cinta yang beliau sebutkan adalah; Pertama, al-Mahabbah (cinta). Adapun mahabbah ini diuraikan kembali ke dalam beberapa definisi, di antaranya:

  1. Cinta adalah kecenderungan permanen yg dialami oleh kalbu orang yang dimabuk asmara. 
  2. Cinta adalah sikap memprioritaskan orang yang dikasihi lebih dari semua teman. 
  3.  Cinta adalah kesamaan kehendak antara pihak yang dicintai dan pihak yang mencintai 
  4. Cinta adalah banyak berkorban untuk orang yang anda cintai dan enggan merepotkan orang yang anda cintai 
  5.  Cinta adalah bilamana kalbu seseorang selalu ingat kepada orang yang dicintainya 
  6.  Cinta adalah kecemburuan yang muncul dalam kalbu bila hati kekasih diberikan kepada yang lain 
  7.  Cinta adalah memelihara kesetiaan. Oleh karena itu, tidaklah benar bila orang yang mengaku cita kepada seseorang sedang dia tidak memelihara kesetiaannya. 
  8.  Cinta adalah bilamana anda mau melakukan apa yang disukai oleh orang yang anda cintai 
  9.  Cinta adalah ingatan kepada sang kekasih dalam setiap helaan nafas

Berkaitan dengan ini Mutanabbi  melantunkan sebuah syair
ingin rasanya melupakanmu dalam kalbu ini\tetapi apa daya naluri enggan untuk beralih ingatan ke yang lain.
kedua, al-Haniin, artinya rindu dan kecenderungan hati. Pada hakikatnya, al-Haniin merupakan pengaruh dan konsekuensi cinta bila telah bersemi dalam hati.
Ketiga, asy-Syauq, artinya kerinduan hati kepada sang kekasih.

Demikianlah tiga buah nama cinta yang tertera dalam kitab Raudhatul Muhibbiin wa Nuzhatul Musytaqiin karya Imam al-‘Alamah Ibnul Qayyim al-Jauziyyah di samping masih banyak lagi buah nama cinta yang beliau jelaskan.

Cukup ya, membicarakan definisi cinta. Kalau masih penasaran, silakahkan baca bukunya. Terserah mau pinjam, sewa, beli. Atau apalah yang penting halal. Tidak nyuri, hehehehe. Insya Allah beliau orang yang terpercaya, ulama saleh pakar cinta. Doktor Cinta lulusan Universitas Cinta, Fakultas Cinta, Jurusan Cinta, dan Spesialisasi Cinta.
^__^

masih dari buku yang sama, Agae Jatuh Cinta Tak Jadi Bencana karya Jauhar al-Zanki