Selasa, 26 Juni 2012

Kemuning Senja di Beranda Mekkah Bag. 3

~:: Kemuning Senja di Beranda Mekkah ::~
Karya: Abu umar basyier
kisah nyata

BAG 3

PILIHAN YG MENGGELISAHKAN

Seperti bola matanya yg pekat nuasa biru,pilihan yg diambil Rafiqah sekarang pun,bagaikan awal kisah yg mengharu-biru.Ia harus menikah dg pria pilihan orang tuanya,diusia yg relatif muda dg tanpa kerelaan hati sama sekali.

Sulit baginya membayangkan apakah ia mampu mencintai pria seperti pram,yg amat jauh dari gambaran pria yg diidamkannya sebagai suami.

Tapi pilihan itu tetap harus ia ambil.Papanya tak memberinya pilihan sedikit pun hingga misalnya sekadar untuk memilih mana diantara rekan2 bisnis papanya yg dianggap lebih baik kualitas agamanya agar minimal ia tidak akan terlalu bersusah payah menyelaraskan warna hidupnya dg warna hidup suaminya kelak.Tampaknya sang Papa sudah kepincut abis oleh pemuda kaya bernama Pram itu terlihat ada ambisi besar yg meluap-luap yg menyebabkan Papanya tega mengobarkan kehidupan putrinya demi mencapai ambisinya itu.Rafiqah tak mau menebak-nebak lebih jauh,apa sesungguhnya ambisi itu tapi bila terkait dg soal fulus dan prestise pasti tidak jauh2 amat.

Masih beruntung,bahwa orang tuanya bukan orang yg anti terhadap agama seratus persen.Bagaimanapun,Pram adalah pemuda muslim yg cukup baik menurut ukuran mata pandang masyarakat awam kebanyakan sekarang.Ia tampan,kaya,jujur,punya misi yg bagus dan juga masih berpikiran religius.Terbukti,bahwa ia begitu senang mendapatkan kesempatan menyunting Rafiqah.Ia amat kagum bukan saja oleh kecantikannya tapi oleh cara berpakaiannya.

Berbeda dg Ayahnya,Pram justru menurutnya amat menyukai gadis berjilbab lebar sepertinya.Ia melihat dg segala kekurangannya,sesungguhnya Pram berbeda dg Ayahnya.Mungkin Ayahnya lebih matang,lebih rajin shalat tapi ia masih terlalu sinis terhadap orang2 yg teguh pendirian pada aturan syariat termasuk wanita yg mengenakan jilbab yg syar'i seperti Rafiqah putrinya sendiri.

Kenyataan Pram yg tampak begitu menyukai penampilannya,setidaknya memberi sedikit harapan dalam benak Rafiqah untuk bisa hidup bersamanya sebagai istri yg taat.



Ia melihat Pram masih bisa memperbaiki diri.Itulah kenapa akhirnya Ia mengalah untuk menerima pinangan tersebut.

"Ya Rabb kami,berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."(AL BAQARAH:201)

Rafiqah berdoa semnga pilihannya ini menjadi kebaikan baginya didunia dan akherat.

Pernikahan itu berlangsung dg khidmat.Alhamdulillah,Papanya tidak mengadakan resepsi yg terlalu mewah,memang masih sangat mewah dibandingkan dg resepsi kebanyakan orang karena pesta itu dilangsungkan disebuah hotel berbintang yg menyediakan aula untuk digunakan sebagai ruang resepsi atau pertemuan.Kapasitasnya lebih dari 1000 orang segala jenis makanan dan minuman terhidang secara mewah dg sistim prasmanan namun dikalangan para pebisnis sukses resepsi itu terbilang sangat sederhana bahkan terlalu sederhana nyaris membubarkan selera mereka untuk menghadirinya.

Tidak ada band,tidak mengundang artis atau penyanyi terkenal.Pembaca acara atau MC nya juga hanya orang biasa bukan even organiser terkenal,hanya ada lantunan lagu dan musik pop yg disenandungkan melalui tape recorder dg sound system yg lumayan bagus itu pun diselingi dg lagu2 nasyid moderen.Kenapa Papanya memilih begitu? Alasannya klasik,ia masih malu bila rekan2 bisnisnya tahu kalau putrinya ketahuan sebagai pengikut pengajian ekstrim,pakaiannya juga jilbab yg lebar khas wanita2 pergerakan atau wanita2 pengikut pengajian islam militan.Sebuah kecemasan berlebihan yg lebih menyerupai paranoid apalagi dimasa moderen yg justru memberi ruang sebesar-besarnya toleransi pada keragaman corak berpikir dan bersikap.

Itulah kenapa ia akhirnya hanya mengundang teman2 terdekatnya,karib kerabat dari pihak Pram dan dari keluarga besar kami,jumlah total mencapai 500 orang juga tapi itu jumlah kecil untuk resepsi pernikahan putri pengusaha besar seperti Papanya.


Tapi justru Rafiqah merasa sedikit diuntungkan.Ia tak harus berhadapan dg tetek bengek urusan pernikahan yg dikalangan atas sering menyajikan pernak-pernik yg menggelisahkan.Terutama bagi muslimah seperti Rafiqah yg sudah berusaha melepaskan diri dari kelap-kelip kehidupan maksiat baginya resepsi pernikahan yg gemerlap yg berisi acara2 hiburan penuh gegar sementara ia terlibat didalamnya hanya menjadi neraka dunia yg membakar otak.Alhamdulillah,itu tak terjadi hanya dentuman musik hingar-bingar yg dirasa masih amat mengganggu telinganya.Selain itu tak ada yg heboh.Papanya memilih jalur aman dan Rafiqah pun boleh sekejap tersenyum manis.

Pagi itu akad diberlangsungkan dg sederhana dan mulai hari itu Rafiqah resmi menjadi istri Pram.Pramono agung setia eksekutif muda,enterpreuner cerdas dan pemuda beruntung pilihan Papanya.

***

Malam itu usai perhelatan sederhana menurut ukuran kaum borjouis seperti Pak Broto,Pram menemui Rafiqah diruang tengah dirumah Pak Broto mertua barunya.Saat itu mereka baru saja pulang dari aula hotel H,usai menjalani akad dan resepsi pernikahan itu rencananya Pram akan menginap dirumah mertuanya itu selama 2 malam baru kemudian Rafiqah diboyong kerumahnya dikawasan cempaka putih jakarta pusat.

Ternyata Pram seorang pria yg lembut gaya bicaranya santun wajar bila Ayahnya menganggapnya sebagai pria baik.

''Rafiqah... Eh,maaf aku harus panggil kamu apa?" tanya Pram saat mereka berduaan dikamar tengah.

"Terserah Mas,panggil aja adik atau adinda.Udah cukup."

"Adik,sebenarnya kamu rela atau tidak menikah denganku?"

"Kenapa Mas? Apa itu harus dijawab?"

"Ya,aku tidak ingin menikahi siapa pun secara paksa.Itu sangat tidak baik bagi kehidupan rumah tangga kita kelak."

"Maaf Mas,sebelum ini apa yg pernah diberitahukan papaku kepada Mas Pram? Bagaimana menurutnya tanggapanku atas pernikahan ini?" Rafiqah balik bertanya.

"Menurut Pak Broto,adik setuju saja.Saat kutanya,apakah adik rela atau terpaksa beliau tak mau menjawab.Beliau bilang pokoknya Rafiqah mau.Makanya,aku ingin ketegasan dr adik


"Mas,sebaiknya pertanyaan itu tidak aku jawab.Yg jelas aku sudah menjadi istrimu sekarang,rela atau tidak rela insya Allah bukan masalah lagi.Aku akan belajar mencintaimu,belajar untuk senantiasa patuh dan taat kepadamu,selama itu dalam ketaatan kepada Allah.Aku akan belajar menjadi istri yg terbaik buat Mas karena kalaupun aku tegaskan aku rela menjadi istri Mas,dan aku menyukai mas bila ternyata aku tak mampu menjadi istri yg baik tentu percuma saja.Kehidupan rumah tangga akan runtuh bila sendi2 kepatuhan istri terhadap suami lenyap disitu cinta menjadi tak lagi punya arti apa2,bila aku selalu mematuhi mas dan mas selalu membimbingku dg kebenaran menurut keyakinan agama kita,keyakinan islam niscaya cinta sejati akan tumbuh dan lestari diantara kita..." Rafiqah mengurai kata2 nya dg sepenuh hati,sementara Pram mendengarkannya dg takjub.Rasa sukanya terhadap Rafiqah makin membuncah dan akhirnya menyemburkan sejuta harapan bahagia.

"Rasanya,aku betul2 tak salah memilihmu sebagai istriku.Mudah-mudahan aku juga bisa menjadi seperti yg engkau harapkan Rafiqah.Adik,Mas juga perlu belajar banyak dari adik.Terutama tentang islam,terus terang Mas sangat awam terhadap islam.Semoga saja tak ada hal2 yg merintangi kita untuk hidup bahagia..."

"Ya,Mas.Semoga saja...."


BERSAMBUNG..,

2 komentar: