Selasa, 26 Juni 2012

Kemuning Senja di Beranda Mekah Bag. 2


~:: Kemuning Senja di Beranda Mekah ::~ 



RAFIQAH,GADIS BERMATA BIRU

Siapakah sesungguhnya Rafiqah? Ia hanya gadis biasa yg hidup dan tumbuh sebagai putri salah seorang pebisnis kaya dikota jakarta.

Papanya berasal dari kota Aceh,asal nenek moyangnya dari pulau jawa namun sang papa lahir dan besar di Sumatra.Orang2 disana menyebutnya PUJA KUSUMA.Putra jawa kelahiran sumatra.Ibunya keturunan sunda tepatnya dari wilayah Garut namun sebenarnya mamanya masih memiliki darah jerman dari pihak neneknya konon buyutnya bapak dari neneknya lahir dijerman lalu bekerja diindonesia dan menikah dg gadis kota Garut.Nama asli Ibunya Melvi setiani tapi semenjak menikah dg Papanya Ia lebih dikenal dg panggilan Bu Broto mengikut panggilan suaminya.

Dari campuran beberapa etnis bahkan juga bangsa berbeda itu lahirlah Rafiqah.Sehingga secara fisik ada percampuran beberapa ras yg menyatu dan menciptakan kecantikan khas dalam dirinya.Salah satunya adalah matanya yg terlihat kebiruan.Tidak terlalu biru seperti layaknya sebagian wanita Eropa tapi juga tidak hitam kecoklatan seperti layaknya wanita2 indonesia.Agak hitam tapi terlihat kebiruan.

Semenjak kecil Rafiqah dikenal sebagai anak manja,Ia hidup secara berkecukupan tak pernah merasakan hidup susah,tak pernah merasakan pahitnya kemiskinan segala yg ia inginkan dapat dibeli oleh Papanya.Papanya itu bukan saja dikenal sebagai enterpreuner yg sukses tapi juga populer sebagai tokoh masyarakat yg dikagumi banyak orang.Ia sering melakukan kegiata2 sosial dan kemasyarakatan.Ide-idenya dianggap segar dan berkarakter tidak hanya kalangan atas masyarakat sekitar juga menyukainya.

Memang Papanya tidak menyukai kehidupan politik sehingga berkali-kali datang tawaran masuk partai tertentu selalu ditolak oleh Papanya.Mungkin itu satu sisi penting kehidupan keluarga Pak Broto yg membuat rata2 anggota keluarga hanya berkonsentrasi pada perbaikan kehidupan ekonomi dan pendidikan.

Keluarganya sesungguhnya juga bukan keluarga yg jauh2 amat dari kehidupan agama.Papa dan mamanya itu tetap menjalankan shalat 5 waktu.



Mereka juga sama sekali tidak pernah tenggelam dalam gaya kehidupan borjuis yg tak mengenal batas halal dan haram tapi lingkungan kalangan kelas menengah keatas yg sangat heterogen menyebabkan keduanya hidup berinteraksi dg toleransi tinggi.

Bayangkan saja keduanya bukanlah pecandu minuman keras bahkan tak pernah mencicipinya sedikitpun tapi dirumah mereka ada bar.Sejenis tempat kecil disudut ruang tamu yg dibuatkan meja permanen berbentuk huruf L atau setengah lingkaran dibelakangnya ada rak2 berisi berbagai jenis minuman mulai dari minuman keras jenis anggur (wine) dari beberapa negara,berbagai jenis juice mahal,beberapa jenis bavarage,soft drink dan beberapa jenis minuman lain semua itu disiapkan untuk menyambut para tetamu dari berbagai kalangan.

Meski memilih tak mengkosumsi minuman keras tapi mereka menyediakan segala fasilitasnya dirumah karena rumah seorang pebisnis sukses yg tidak menyediakan bar diruang tamunya dianggap kurang berkelas dan mereka menganggap itu hanya sebagai sikap toleransi saja.Toh,bukan mereka yg menyebabkan sebagian tamu menenggak minuman keras kebiasaan itu sudah menjadi kebiasaan para tamunya dirumah2 mereka sendiri.

Jadi dapatlah dibayangkan makna religius menurut sudut pandang kedua orang tua Rafiqah.Di lingkungan seperti itulah Rafiqah tumbuh besar menjadi muslimah yg moderat.Begitulah awal pemikiran dan budaya yg berproses dalam diri Rafiqah sebelum akhirnya muncul perubahan2 kecil yg mengubah sentuhan warna pada kepribadiannya.

Sejatinya dari kecil memang ada tanda2 perbedaan dan mungkin juga keunikan pada diri Rafiqah.Ia sering memilih hal2 yg justru tidak disukai oleh saudara2 nya,banyak kebiasaan atau hobi yg digemari kebanyakan anggota keluarga tapi justru tidak ia minati sama sekali itu juga terjadi dalam soal belajar.

Saat kakak2 nya begitu antusias menyambut tawaran belajar disekolah favorit keluarga mereka,ia justru menganggapnya tidak nyaman.


Sekolah favorit keluarga Pak Broto adalah sebuah sekolah unggulan di Jakarta,sekolah itu dikelola oleh sebuah lembaga swasta milik salah seorang kolongmerat Jakarta.Berbentuk sebuah kompleks pendidikan yg didalamnya ada beberapa jenjang pendidikan secara terpadu mulai dari tingkat TK,SD,SMP,SMU hingga perguruan tinggi meski swasta tapi sekolah itu menawarkan hal2 yg istimewa salah satu keistimewaannya adalah bahwa itu sekolah pertama di Jakarta yg menggunakan metoda bilingual mulai dari taman kanak2.



Yaitu metoda pengajaran dg menggunakan 2 bahasa pengantar bahasa indonesia dan inggris.Mulai SLTP para siswa bahkan juga diberikan kejuruan dalam pendidikan bahasa bentuknya memang semi ekstra kurikuler.Selain bahasa indonesia dan inggris mereka diperbolehkan memilih salah satu dari beberapa bahasa asing unggulan yg diajarkan disitu,bahasa jerman,jepang,perancis,belanda,dan mandarin.


Selain pendidikan bahasa secara aktif,sekolah itu juga memberikan pelajaran2 ekstra kurikuler yg komplet mulai dari pendidikan komputer,accounting,manajemen usaha,otomotif dan berbagai keterampilan lain secara teori dan praktik.Sekolah juga menyediakan jam khusus bagi yg ingin mendalami salah satu keterampilan tersebut.Para tutor dan pelatihnya serba profesional.

Kelebihan lain yg justru sangat diminati para pelajar dan siswa disekolah itu adalah para pengajarnya yg memang orang2 pilihan bukan semata-mata dari latar belakang akademisnya yg istimewa tapi juga karakter dan cara mengajarnya yg sangat berbeda dg disekolah2 lain.Untuk bisa mengajar disekolah itu seorang calon guru akan diberikan semacam psikotest dan juga beberapa jenis ujian lisan dan tertulis,teori dan praktik.Selain kecerdasan juga dibutuhkan adaptasi yg bagus dg para murid,gaya penyampaian yg renyah,teknik mengajar yg inovatif,dan juga taste of educating yg mumpuni.Tujuannya adalah agar dapat memberikan kenyamanan yg optimal diruang belajar.Bagaimana mengubah suasana belajar dalam kelas menjadi sebuah show edukatif yg menarik tapi serius dan efektif.Sebodoh-bodohnya murid akan mampu menyerap pelajaran2 yg diberikan secara jauh lebih baik dibandingkan dg bila diajarkan melalui metoda pengajaran manual.

Sebagai refresing menyelingi kepenatan belajar setiap hari,sekolah menyediakan sarana2 hiburan yg menarik dan beragam.Ada semacam game centre atau game zone yg diletakkan dibeberapa ruangan dan lokasi yg agak jauh dari ruang2 belajar.Sekolah juga menyediakan asrama bagi mereka yg ingin tinggal dikomplek sekolah agar lebih bisa berkonsentrasi belajar.Asrama itu lebih menyerupai hotel berbintang 5,ketimbang asrama sekolah biasa.Segala fasilitas mewah tersedia didalamnya.

Anak2 pejabat dan kalangan selebritis banyak yg belajar disitu,kebanyakan memilih menyekolahkan anak2nya minimal disalah satu level pendidikan yg disediakan.Hanya perguruan tingginya yg kurang diminati karena sebagian pejabat lebih memilih anak mereka melanjutkan studi diluar negeri,pasca SMU.

Rafiqah memiliki 4 kakak yg pertama,kedua dan ketiga perempuan seperti dirinya sedangkan yg ke 4 laki2 disamping itu Rafiqah memiliki seorang adik yg juga perempuan jadi dalam keluarga mereka ada 6 orang anak 1 laki-laki,5 perempuan.

Keempat saudaranya dan seorang adiknya punya minat yg sama biasanya mereka melonjak kegirangan saat pertama kali diberitahu akan belajar disekolah tersebut.Kakaknya yg no 4 bahkan tak bisa tidur semalaman ketika dipagi harinya diberitahu akan mulai belajar dikeesokan harinya.



Alih-alih bereuforia setelah ditawarkan mulai belajar disekolah tersebut,Rafiqah malah menangis seharian.Padahal ia baru akan memulai masa belajarnya disekolah dasar.Kakak-kakaknya bahkan sudah mengeyam pendidikan disekolah semenjak taman kanak-kanak didesak untuk menjelaskan alasannya,Rafiqah hanya ingin sekolah bersama teman2 dekatnya.Di SD Negeri dekat rumahnya Ia ingin sekolah bersama teman2 yg sudah ia kenal baik,Ia sudah merasa iri bila melihat teman2 nya itu melambaikan tangan kerumah menyapanya saat mereka akan berangkat kesekolah.

"Kapan kamu mau mulai sekolah Rafiqah" tanya temannya suatu hari,Ia adalah teman yg paling disukai Rafiqah.Ia anak seorang guru ngaji dikampung diluar perumahan elit dimana Rafiqah tinggal.Namanya Heryani (Sri Heryani).

"Insya Allah tahun ini,kata papaku aku langsung masuk SD saja Usiaku sudah 6 tahun"

"Berarti kamu belajar bersamaku dong? Tahun ini aku juga mulai masuk SD" Tanya Heryani antusias.

"Wah aku belum tau,orang tuaku terutama papaku mau aku sekolah bersama kakak-kakakku" Jawab Rafiqah.

"Disekolah artis itu ya?" Tanya Heryani lagi kecewa

"Sepertinya ya,aku sendiri sebenarnya enggak suka.Aku sih mau sekolah bersama kalian tapi gak tahu apa itu mungkin."

"Waduh,kasihan kamu.O ya,Iqah si Aziz rencananya juga akan belajar di SD 13.Kamu gak mau belajar bersama dia di satu sekolah?"

Rafiqah mengangguk,Ia memang sangat mengagumi anak lelaki bernama Aziz itu,Ia anak seorang pedagang kain dipasar dekat Tanah Abang.Keluarganya sederhana tidak miskin namun tidak kaya yg ia paling kagumi pada diri Aziz adalah semangat belajarnya padahal ia masih sangat kecil ia baru belajar disebuah Tk islam terpadu dikampungnya Ia belajai dari jam 08.00 pagi hingga pukul 13.00 selesai sekolah Ia diajak ayahnya kepasar,ayahnya mengajaknya melihat bagaimana sang ayah berdagang melakukan traksaksi dan tawar menawar dg pembeli.Kata ayahnya Ia harus belajar berdagang semenjak kecil biar kalau sudah besar nanti bisa membuka usaha sendiri tak bergantung pada ijazah sekolah yg ia miliki.

Usaha mandiri itu jauh lebih bagus karena selain tidak terikat dg orang lain juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang2 yg kurang mampu.

Setelah shalat Ashar ayah Aziz membawanya pulang jam 17.00 ia mengikuti pengajian yg diisi oleh seorang guru mengaji yg masih cukup muda yg tidak lain adalah ayah dari Sri Heryani namanya Ustadz Qomaruddien dari Ustadz itu Aziz belajar mengaji membaca Al Quran dg tartil menulis arab dan ibadah2 praktis seperti shalat dan berwudhu hanya dimalam hari Aziz istirahat.Di usia yg masih begitu kecil ia sudah gigih belajar menghabiskan waktunya untuk hal2 yg bermanfaat.

Rafiqah amat menyukainya selain Heryani,Aziz adalah teman dekatnya itulah kenapa ia begitu antusias untuk bisa belajar bersama mereka Disekolah SD Negeri biasa tanpa fasilitas serba wah sederhana tapi bagi Rafiqah sangat menyenangkan baginya tak ada hiburan yg lebih menyenangkan dari pada teman2 yg ia sukai.

Pak Broto dan Bu Broto kepayahan memaksa Rafiqah untuk bersekolah disekolahan favorit keluarga mereka itu.Mereka tidak ingin anaknya bergaul dg masyarakat umum kelas rendah yg menurut mereka cenderung suka ugal-ugalan kurang educated,wawasan sempit dan kurang mengenal tata krama.

Namun kali ini Pak Broto seperti berhadapan dg tembok baja,sikap Rafiqah keras ia bersikukuh hanya ingin belajar disekolah SD biasa Di SD 13 dimana Heryani dan Aziz akan bersekolah.

Akhirnya mereka luluh juga,Rafiqah diizinkan untuk belajar disekolah yg diminatinya mereka khawatir bila dipaksa justru akan membuat Rafiqah kehilangan semangat belajar dan nantinya mereka juga yg akan dibuat repot akhirnya Rafiqah belajar di SD favoritnya ia girang bukan kepalang.

***

Masa kanak2 memang masa paling indah,keindahan dialam tersendiri bukan alam logika tapi meski tak tercermati sedetil-detilnya seperti masa remaja dan dewasa memori masa kecil tanpa terasa membentuk sebagian besar watak dan kebiasaan seseorang.



Itulah yg terjadi pada Rafiqah,semenjak kecil ia memang lebih akrab dg pergaulan masyarakat rendahan yg sarat keluguan dan kepolosan ia lebih mengenal arti pertemanan secara lebih alami dibandingkan kakak2 nya.Ia terbiasa berteman bukan dg memandang status dan kedudukan kebanyakan teman2 nya malah dari masyarakat kelas bawah dari strata yg jauh di bawahnya ia lebih banyak membantu dan menolong mereka.

Bila sudah tiba dikantin saat istirahat ia adalah ratunya banyak teman2 nya mengejar,mendekati dan mengajaknya mengobrol secara tiba2 kebanyakan ingin ditraktir oleh Rafiqah dan Rafiqah sendiri tak pernah segan membagi-bagikan makanan yg ia bawa dari rumah kepada teman2 nya atau mentraktir sebagian temannya dikantin sekolah yg sederhana itu.Itu ia lakukan setiap hari dan dg itu ia merasakan kebahagian yg tidak terkira,jiwa sosialnya betul2 terlatih semenjak dini.

Rafiqah sering mendengar dari Ustadz Qomar ayah Heryani bahwa berbagi dg sesama itu sifat yg mulia Allah akan selalu menolong seseorang kalau ia suka menolong sesamanya.

"Allah senantiasa menolong hamba Nya,selama si hamba menolong sesamanya..." (Diriwayatkan Imam Muslim dan At Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah)

Aura kehidupan seperti itu sungguh nyaris tak tersentuh oleh saudara2 nya mereka hidup dalam persaingan sengit.Sekolah sendiri bagi mereka adalah prestise.Disekolah itu mereka hidup bersama anak2 dari sebagian pialang bisnis terkemuka,selebritis atau pejabat tinggi.Masing2 ingin menonjolkan kelebihannya meski disitu masih ada kemanusiaan masih ada kepedulian pada orang lain namun semua itu mengendap menjadi ampas aktivitas yg tak lagi memberi makna.

Maka Rafiqah pun tumbuh berbeda jiwanya melambung membelai-belai kesejukan hidup dalam nuasa keagamaan yg pekat namun kebiasaan hidup dirumahnya yg serba mewah,penuh tata krama kehidupan kelas atas juga toleransi terhadap rekan2 bisnis papanya suasana itu tak memberinya kesempatan untuk bisa mengimbangi teman2 dekatnya dalam membangun diri sesuai keyakinan yg mereka pelajari.

Terutama dari orang tua dan juga guru mengaji mereka Ustadz Qomaruddien.

Heryani lebih dahulu memutuskan berjilbab itu sudah dilakukannya saat masih duduk dikelas 2 SMP,Aziz juga aktif mengaji dikelas 5 SD Ia pernah menjuarai perlombaan berpidato tingkat kelurahan.Masih ditahun yg sama ia bahkan menjadi juara MTQ tingkat kecamatan dan juga antar sekolah.

"Kamu kok belum juga berjilbab,Iqah" tanya Heryani usai pengajian.

"Lho,sekarang kan aku berjilbab"

Saat itu Rafiqah sudah duduk dibangku kelas 3 SMP,Ia belajar di SMP 49 tak begitu jauh dari lokasi SD dimana ia belajar.

"Maksudku,berjilbab beneran." sungut Heryani.

"Memangnya ini bukan jilbab beneran apa?" canda Rafiqah

"Iqah,aku serius.Kenapa kamu belum konsisten memakai jilbab diluar waktu mengaji? Kamu kan tahu menutup aurat itu wajib bagi kita sebagai muslimah."

Kali ini Rafiqah memandang serius temannya itu.

"Aku gak tahu,aku kepengin sekali berjilbab tapi kamu kan tahu sendiri keluargaku bagaimana untuk mengaji ini saja aku belum sepenuhnya mendapat restu bagi mereka pengajian keluarga setiap bulan itu sudah cukup padahal setiap pengajian tidak pernah menyentuh-nyentuh soal bagaimana hidup secara islami bagaimana akidah,keyakinan dan cara ibadah yg benar yg dibahas melulu soal bahwa orang islam itu harus kaya harus berpendidikan tinggi.Ya seputar itu deh."

"Tapi apa orang tuamu sampai melarangmu berjilbab?" tanya Heryani Agak penasaran.

"Mungkin tidak.Tapi,Ya jilbabnya itu harus modis pakaiannya juga harus tetap ketat,menonjolkan bentuk tubuh bagiku untuk apa berjilbab klo sesungguhnya sama saja dg setengah telanjang." jelas Rafiqah sedih.

"Wah,susah juga ya.Kamu sudah coba meminta izin mengenakan jilbab 'sungguhan' ?"

"Sudah,tapi mereka tak mengizinkan katanya itu jilbab teroris "

"Astagfirullah ! Sampai segitu,Iqah?"

"Ya,makanya sulit rasanya aku untuk bisa berjilbab sepertimu." ungkap Rafiqah.

"Tapi menurutku,ada baiknya kamu tetap berjilbab meski belum sempurna setidaknya kamu bisa menutupi rambutmu yg indah itu.

Makin hari akan makin banyak yg terbius oleh kecantikanmu itu,Iqah.Kalau rambut indahmu itu disembunyikan dibalik kerudung minimal separuh aura kecantikan dirimu bisa kamu samarkan."

Heryani menjelaskan semua itu dg bahasa yg lebih layak diucapkan oleh orang yg sudah dewasa.Didikan ayahnya dirumah yg begitu ketat menjalankan syariat membuatnya tumbuh jauh melampaui usianya Ia begitu dewasa dalam berpikir dan berkata-kata padahal usianya baru 15 tahun.

" Kayaknya pendapatmu betul juga kalau aku gak mulai dari sekarang untuk belajar berjilbab,kapan lagi? Biarlah soal kesempurnaanya aku lakukan perlahan-lahan.Jazaakillahu khairan,Her."

"Wa iyyaak."

BERSAMBUNG..,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar