by Imron El Shirazy
"Apa?!!" suara Bu Nyai mendadak telontar dengan cukup keras. seluruh
murid TPA dikelas langsung melihatnya, iapun hanya tersenyum, Muthmainah
yg berdiri didepannya juga tersenyum.
Muthmainah mulai serius bicara, tapi senyum tak kunjung pergi meninggalkan wajahnya.
"ya udah ayo temani aku, jangan senyam-senyum gitu terus, Bu Nyai sedikit kebingungan.
"lho...terus yg ngajar kelas siapa?" Muthmainah mencoba menghindar.
"udah. Nggak usah godain lagi deh. Pengurus yg lain juga masih banyak, ayo!"
"Assalamu'alaikum.." ucap keduanya ketika memasuki TU.
"wa'alaikumsalam..." jawab Ghozali dan Astuti, mereka berdiri seketika.
"silakan duduk"
"ada yg bisa kami bantu?" Bu Nyai memulai pembicaraan.
Ghozali memulai pembicaraan sore itu, ia berbicara dengan halus dan lancar, seperti biasa.
Hanya
satu yg tak biasa, ia hampir tak berani memandang gadis yg ada di
hadapanya itu, entah kenapa, ia merasakan detak jantungnya sedang tidak
seperti biasa.
Bu Nyai menanggapi dengan santai, serius, tegas dan
penuh wibawa, sementara Astuti merasakan ada sesuatu yg aneh tatkala
melihat betapa anggunya sosok Bu Nyai yg pertama kali ditemuinya itu,,
Mungkin
Astuti kagum, tetapi bisa jadi ia takut, mungkin Ghozali minder, tetapi
bisa jadi bahagia,, beberapa saat kemudian pembicaraan sampai pada
ujungnya,
Bu Nyai menutup pembicaranya, Ghozali hanya mengangguk dan tersenyum, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
EHem ..ehem..
Mutmainah
mulai menggoda, tatapan matanya pura-pura ia sebarkan ke langit, entah
mencari bintang, entah mencari bulan, entah mencari pelangi, yg tak ada
pada sore seperti itu.
"kenapa?" tanya Pelangi .
"nggak papa .kenapa?" Muthmainah pura-pura tak tahu.
"udah deh, jangan mulai lagi, ini masih dijalan. Nggak enak sama orang."
"Emangnya kenapa? aku kan cuma lagi ngebayangin kayak gimana??
"ngebayangin apa?"
"ada deeh..."
"tuh...kamu mulai lagi kan,,"
"nggak kok ah,ih,uh..." dan saling goda cubit terjadi diantara mereka.
* * *
Para pemuja
Ghozali
melangkah dengan tenang menuju markas mapala, markas iut selalu menjadi
rumah ketiganya sejak ia aktif didalalam dan ikut mengurusnya, dan
rumah keduanya adalah markas LDK, tempat ia mendapatkan banyak
pengetahuan tentang Islam.
Siang itu tertutup mendung lembut, udara begtu sejuknya.
Plok!
Sebuah tepukan singgah di pundaknya, tepukan lembut, Amir pengurus di mapala.
"selamat ya Li!"
"selamat?"
"iya,tulisanmu terpilih lagi sama BEM kan?
Kamu memang hebat, Li,,
"ah, itu hanya karena kemurahan Allah saja."
"kamu memang down to earth banget, Li. oh ya , aku dapat titipan nih.
"titipan? titipan apa?"
"nih"
Amir menyerahkan 3 pucuk surat yg berbeda warna namun sama menariknya, entah indah, entah kreatif, entah genit susah dibedakan.
Amir langsung pamit begitu surat itu di sampaikan ke Ghozali.
Hampir semua surat itu bertuliskan hal yg sama;
untuk kak Ghozali, tolong dibaca.
Ghozali
yg tadinya ingin ke markas mapala seketika ia urungkan, ia langsung
menuju masjid didekat kampusnya, ia langsung sholat dhzuhur dan setelah
itu ia membuka surat itu.
Amplop 1
Beoat kak Ghozali dimanapun kakak berada
Alow
kak,pa kBr ka2 hR nie? SmG baik deh,Mu'uph ni kak lancAng menUlis sur4t
nie wat ka2k.abisH,q g taHu lg muSti gmaNa,sbelUmnya biArin q
perKenalkan diriKu duLu,namAku Cindy,aKu juNior ka2k diMapala. Ka2k tau
kan?
Aku biNgung haRus mulai dariMana..
Ghozali tak sabar, Ia langsung fast reading seperti yg diajarkan dosennya, sehingga ia menemukan sebuah kalimat,
"q suKa ma ka2k...n q harap ka2k mau nrima q sbgai paCar ka2k,q janji dech,q bkal setia ma ka2k...bales yaW..
Ghozali
menutup kertas harum itu, Bayangan Jinan kembali muncul, ia ingin
menangis, tetapi urung,ia mulai membaca surat berikutnya
Amplop 2
Teruntuk lekaki dengan ketenangan yg begitu memesona jiwa.
Kuucpkan salam untkmu wahai sosok yg penuh wibawa.
Tak sopan rasanya jika ku datang tanpa nama...
Maka panggilah aku Andita,...
Pertama kali ku tatap dirimu,hanyalah sebongkah daging tenang biasa,
Tak ada yg istimewa
Pun kenyataan bahwa namamu begitu membahana hingga sampai ke telinga.
Karena harus kuakui dengan bangga,
Yg karenanya, begtiu banyak pria datang mengucap nama.
Tak pernah kuhirau apalagi terpesona,,
Ghozali
tak ingin meneruskan membaca surat itu, ia pun kembali melakukan fast
reading dan menemukan kalimat yg hampir sama dengan surat sebelumnya
"maka tak lagi bisa kupungkiri hati yg tlah terpesona..
Dan engkau pangeran itu...
Kau takhlukan hatiku
Meski tanpa kuda putih, tanpa singgasana..
Maka salahkah jika aku mengucapkan I LOVE U atau aku sayang padamu,,
Dan tenangkanlah hatiku yg sedang mengiba ini dengan jawabanmu, wahai pangeranku...
Ku tunggu...
Andita.
Ghozali tak ingin larut lagi, seketika ia baca surat berikutnya. In English!!
Assalamu'alaikum.,
Dear Ghozali,
First of all,let me wish for you,May Allah bless ynu todai so that it would be as beautiful as a rainbow after a soft rain.
"rainbow?"
Ghozali berhenti, bayangan sang pelangi melintas beserta keindahan seorang gadis sholehah..ia kembali membaca.
I beg your pardon for disturbing u or at least,for wasting your time reading my letter,I don't know how to start.
However,the
most important point here is that I want to ray thank you since you
have done a charming and great attitude toward other people,and so to
me.
I joined Mapala as I felt desperate,I am the daughter
of a broken home family who seems not to have any happiness.My life was
full of tears and misery.but it has been passed!!That's why I decided to
join mapala. Might death take my soul when I was involved in the
activities there.
When I knew you fof the firt time,indeed,there's nothing changed in me.
However,everything
changed as the day passed,you made it different,you can make me fel the
joy and the happiness again.It is indedd,
You one who can covince me that love it still exist!!
You
have been fufilliling the hole in my heart.And as I cannot bear the
feeling anymore,I write this letter to you,I hate telling lies.and
without any consideration of being ashamed,honestly I tell you that I
love you so much !
However,I know who I an,and thus I dare not expecting u'r loue as u'r girl friend or something the like,
Thus,when there's no heart opened for me,just let me be your admirer.
Finally,I just can hope that you don't act indifferently to me after reading this letter,
As wide as the pacific ocean that's hot I welcome you.
Your admirer. Desi Handayani
Wassalamu'alaikum...
"Ya Allah. Kenapa terjadi lagi"?
Mulut
Ghozali berkata lirih, ia kembali menunduk, surat terakhir ia
tangkupkan, beberapa pasang mata yg sedari tadi melihatnya sedikit
tersentak.Ghozali keluar dengan tergesa,
* * *
BERSAMBUNG..,
|
|
|
|
bagian 2 nya mana yah
BalasHapusBagian 2 ada di sini ---> http://awas-kesetrum-cinta.blogspot.com/2011/12/novel-dan-bidadaripun-mencintaimu.html
HapusAh sialun, bagian yg lainnya mana?
BalasHapus